Diamnya Aparat, Tumbuhnya Bandar: Sabung Ayam Pakisrejo Tulungagung Tak Tersentuh Hukum

 


Tulungagung, 10 Agustus 2025 – mataaininews.my.id

Ketika aparat memilih diam, para bandar justru tumbuh subur. Begitulah potret nyata yang tergambar dari praktik perjudian 303 jenis sabung ayam di Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.

Gelanggang sabung ayam di desa ini kini menjelma menjadi pusat keramaian ilegal yang tak pernah sepi. Setiap Minggu, ratusan orang dari berbagai daerah datang silih berganti, memasang taruhan dalam jumlah fantastis. Ironisnya, semua berlangsung terang-terangan, tanpa sekalipun tersentuh operasi hukum.

“Sudah berkali-kali masyarakat mengadu, tapi aparat tidak pernah bergerak. Ada kesan polisi sengaja tutup mata,” ungkap salah seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Dugaan keterlibatan aparat sebagai pelindung bandar semakin menguat. Banyak pihak meyakini, jika benar-benar ada penegakan hukum, gelanggang sabung ayam Pakisrejo mustahil bisa bertahan, apalagi semakin meluas.

“Kalau tidak ada beking, mana mungkin bisa sebesar itu? Aparat seakan melupakan sumpahnya. Hukum hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas,” tegas warga lainnya dengan nada geram.

Padahal, sesuai Pasal 303 KUHP, siapa pun yang menyediakan atau ikut serta dalam perjudian dapat dipidana penjara hingga 10 tahun. Ditambah lagi, UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian dengan tegas mengamanatkan agar Polri menjadi pengayom dan penegak hukum, bukan pelindung kejahatan.

Namun faktanya, hingga berita ini diturunkan, pihak Kapolres Tulungagung dan Kasat Reskrim masih bungkam tanpa memberikan klarifikasi.

Pimpinan Redaksi mataaininews.my.id, M. Sarifuddin, menyatakan sikap tegas: “Jika dalam waktu dekat Polres Tulungagung maupun Polda Jawa Timur tidak mengambil langkah nyata, kami bersama tim investigasi dan ratusan massa siap menggelar aksi besar-besaran di halaman Mapolres Tulungagung.”

Kini, masyarakat Tulungagung hanya bisa bertanya-tanya: apakah aparat benar-benar abai, atau justru sudah menjadi benteng kokoh bagi para bandar?

Penulis : redaksi

Lebih baru Lebih lama